
Technologue.id, Jakarta - Setelah berbulan-bulan ketidakpastian, pemerintah Amerika Serikat menyatakan bahwa kesepakatan mengenai masa depan TikTok di AS hampir rampung. Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyampaikan bahwa kesepakatan tersebut "diperkirakan akan ditandatangani dalam beberapa hari mendatang," menyusul komunikasi tingkat tinggi antara Presiden Donald J. Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping.
Dalam sebuah unggahan di platform Truth Social pada hari Jumat, Trump mengungkapkan bahwa dirinya dan Presiden Xi telah “membuat kemajuan” dalam apa yang ia sebut sebagai “persetujuan Kesepakatan TikTok.” Ia juga menambahkan bahwa ia “menghargai persetujuan TikTok,” menandakan bahwa pembicaraan bilateral telah berjalan ke arah yang konstruktif.
Kepada wartawan di Ruang Oval, Trump menegaskan posisinya dengan mengatakan, “Saya menyetujui kesepakatan TikTok,” menurut laporan dari Reuters.
Baca Juga:
Langgar GDPR, TikTok Kena Denda Triliunan Rupiah
Namun, versi resmi dari pemerintah Tiongkok berbeda nada. Menurut The New York Times, media pemerintah Tiongkok melaporkan bahwa Presiden Xi menekankan “penghormatan terhadap keinginan perusahaan yang bersangkutan”, serta keinginan untuk melihat “negosiasi bisnis dilakukan sesuai dengan hukum dan peraturan Tiongkok, serta mempertimbangkan kepentingan kedua belah pihak.”
Pernyataan tersebut mencerminkan pendekatan hati-hati dari pihak Beijing, yang menegaskan kedaulatan hukum nasional dan batas keterlibatan pemerintah dalam urusan perusahaan swasta seperti ByteDance, pemilik TikTok.
ByteDance, dalam pernyataan singkat, menyatakan:
“Kami berterima kasih kepada Presiden Xi Jinping dan Presiden Donald J. Trump atas upaya mereka untuk mempertahankan TikTok di Amerika Serikat. ByteDance akan bekerja sesuai dengan hukum yang berlaku untuk memastikan TikTok tetap tersedia bagi pengguna Amerika melalui TikTok AS.”
Baca Juga:
YouTuber MrBeast Patungan Beli TikTok
Ketegangan antara TikTok dan pemerintah Amerika Serikat tampaknya mulai menemukan titik terang. Minggu ini, sejumlah laporan menyebut bahwa kedua belah pihak telah memasuki tahap akhir dalam negosiasi untuk menyelamatkan operasional aplikasi video populer tersebut di pasar AS, yang sempat terancam larangan penuh.
Menurut sumber yang mengetahui proses tersebut, persyaratan utama dari kesepakatan yang diusulkan mencakup peluncuran aplikasi baru khusus untuk pengguna TikTok di AS, teknologi algoritma tetap menggunakan milik ByteDance namun berada di bawah pengawasan ketat, kepemilikan mayoritas oleh investor AS, serta potensi keuntungan miliaran dolar bagi Pemerintahan Trump, baik dari struktur investasi maupun perpajakan
Meskipun negosiasi telah mencapai kemajuan signifikan, Presiden Donald J. Trump memutuskan untuk memberikan perpanjangan larangan TikTok untuk keempat kalinya, memperpanjang batas waktu hingga Desember 2025.
Langkah ini memberi ruang lebih besar bagi kedua pihak untuk menyelesaikan rincian akhir dari kesepakatan kompleks ini, yang melibatkan pertimbangan hukum, teknis, dan geopolitik.