Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Ngeri! Lebih dari 400 Ribu Pelecehan Seksual Terjadi di Taksi Online Ini
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Taksi online Uber menuai kecaman setelah melaporkan adanya tindakan kekerasan seksual atau pelanggaran seksual pada 400.181 total perjalanan antara tahun 2017 hingga 2022 di Amerika Serikat. Ini artinya, ada satu kasus kekerasan seksual setiap delapan menit yang dialami penumpang.

Menurut dokumen internal yang dilihat oleh The New York Times, sebanyak 12.522 laporan kekerasan seksual serius terjadi selama periode waktu yang sama. Laporan tersebut didasarkan pada wawancara dengan mantan karyawan saat ini dan catatan pengadilan yang dirahasiakan sebagai bagian dari "litigasi kekerasan seksual skala besar terhadap Uber."

Baca Juga:
Gojek Perluas Pelatihan Anti Kekerasan Seksual di 13 Kota di Indonesia

"Tidak ada tingkat kekerasan seksual yang dapat ditoleransi," kata kepala keselamatan Uber AS, Hanna Nilles, kepada NYT. Ia menambahkan bahwa sekitar 75 persen berisikan laporan "kurang serius", termasuk komentar tentang penampilan penumpang, rayuan, atau penggunaan bahasa vulgar.

Secara terbuka, Uber telah menyatakan dalam kampanye pemasarannya bahwa mereka adalah salah satu pilihan perjalanan teraman. Namun, NYT mencatat bahwa perusahaan tersebut gagal mengambil tindakan yang meningkatkan keamanan penumpang seperti memasangkan penumpang perempuan dengan pengemudi perempuan, menggunakan algoritma pencocokan yang canggih, dan memperingatkan penumpang tentang faktor-faktor yang terkait dengan ancaman pelecehan seksual.

Baca Juga:
Viral Dugaan Kasus Penculikan Berujung Pelecehan Seksual oleh Oknum Driver Ojol

Uber menyebut total perjalanan selama periode 2017–2022 di AS mencapai sekitar 6,3 miliar, sehingga angka laporan ini sekitar 0,006 % dari total perjalanan.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa Uber menolak langkah-langkah perlindungan keamanan terhadap penumpang seperti kamera di dalam mobil serta menghentikan fitur potensial yang memasangkan pengemudi perempuan dengan penumpang perempuan karena khawatir memicu perang budaya.

SHARE:

Samsung One UI 8 Tambahkan Fitur Deteksi Phishing Suara

Pemerintah Wajibkan Verifikasi Usia di Platform Digital